Sunday, December 02, 2007

Jangan Nodai Jilbabmu


Hmm, sebenernya sudah lama saya pengen nulis ini. Sudah beberapa kali saya mengalami kejadian yang hampir sama.


Yang pertama, saat saya mau berangkat kuliah, saya lewat depan masjid kampus (biasa disebut maskam). Ada seorang ibu tua (umurnya sekitar 60 tahun-an) berdiri di pinggir jalan. Melihat saya, ibu itu datang menghampiri.

"Neng, tolongin ibu.. Ibu mau pulang ke rumah.. Tapi gak punya uang.. Tolongin ibu, neng.."

Tanpa berprasangka, saya langsung merogoh dompet dan memberikan uang secukupnya. Tapi yang membuat saya kaget, keesokan harinya, saya lewat tempat yang sama. Dan ibu tua itu masih disana. Begitu melihat saya, ibu itu memalingkan mukanya dan segera berlalu. Seolah tidak ingin saya hampiri.



Yang kedua, saat saya mau ke Jombor, beli tiket bus ke Palembang. Saya berdiri menunggu bus di bunderan filsafat (masih di deket maskam juga). Ada seorang ibu (umurnya sekitar 40 tahun-an) datang menghampiri saya.

"Mbak, saya mau pulang.. Tapi gak punya ongkos.. Bisa minta sedekahnya?"

Kali ini saya berpikir. Bahkan cenderung berprasangka (yang kalau saya ingat kembali, saya jadi menyesal sekali..). Saya teringat dengan kejadian sebelumnya di depan maskam.. Akhirnya saya beralasan kalau saya memerlukan uang yang ada pada saya untuk membeli tiket bus ke Palembang. Saya memang tidak bohong, tapi saya sadar itu perbuatan yang tidak baik. Ibu itu kemudian pergi.


Yang ketiga. Baru terjadi kemarin. Di dalam bus Putra Remaja jurusan Jogja. Di Brebes, ada seorang perempuan (yang kepada saya mengaku masih kelas 3 smu, walaupun terlihat lebih tua dari pengakuannya) yang naik. Sewaktu hampir sampai terminal Jombor, perempuan ini melihat saya duduk sendiri. Dia lalu duduk disebelah saya. Menyapa saya dengan kalimat yang lazim terdengar dari seorang aktivis dakwah.. (hmm.. you know.. sapaan seperti afwan, ukhti, na'am, dsb..)

Bertanya saya kuliah dimana, jurusan apa, kosnya dimana, punya sodara berapa, dll. Saya senang-senang saja.. Sampai kemudian, dia mengeluarkan uang 50ribu rupiah, dan bertanya apakah saya punya uang kecil buat ditukar dengan uangnya itu. Saya menghitung uang di dompet, hanya ada 40ribu-an. Lalu dia bilang mau pinjam 20ribu untuk bayar ongkos bus. Ya, saya pinjamkan saja. Toh dia bilang nanti waktu turun dari bus, uangnya yang 50ribu dipecah di warung dan 20ribu saya akan dikembalikan.

Yang bikin saya seperti tersadar, ada seorang bapak yang tadinya duduk dibelakang, tiba-tiba menghampiri kami dan berkata :

"Wah, yang ini mau dikerjain juga?"

Perempuan itu tadinya duduk dan ngobrol dengan si bapak ini. Saya tau, soalnya obrolan mereka terdengar dari tempat saya duduk. Yang saya tidak tahu adalah penyebab kata-kata bapak itu tadi. Saya diam saja, tapi masih berpikir.

Kemudian saya turun, diikuti oleh perempuan itu. Saya mengajaknya ke warung terdekat untuk menukar uangnya tadi. Tapi tiba-tiba dia memegang tangan saya dan berkata.

"Mbak, ikhlas gak bantuin anak yatim? Buat anak yatim nih mbak.. Boleh minta sedekahnya, mbak?"

Saya kaget setengah mati. Apa-apaan ini? Saya mencoba menguasai diri. Saya lalu berkata..

"Ya udah deh, uangnya buat mbak aja.. Yang 20ribu gak usah dibalikin.. InsyaAllah saya ikhlas.."

Dan saya masih berusaha tersenyum padanya. Tapi dia kemudian menampakkan wajahnya yang terlihat memelas, dengan mata yang berkaca-kaca (walaupun saya tidak yakin akan kejujuran wajah dan mata itu). Dia berkata...

"Mbak, saya mau beli mukena mbak.. Mbak mau kan beliin mukena buat saya? Kasih sedekahnya buat saya beliin mukena mbak.."

Okay... That's it! Ini udah keterlaluan. She's been gone too far.. Saya hanya sempat berkata maaf, kemudian pergi meninggalkannya, walaupun dia masih memanggil-manggil saya.



Saya heran, betul-betul heran. Tidak adakah cara yang lebih baik untuk mendapatkan uang selain dari menipu? Yang bikin saya lebih heran lagi, ketiga perempuan itu semuanya berjilbab! Dimana izzah mereka? Tak punyakah mereka rasa malu? Pernahkah mereka mendengar kata harga diri? Saya bener-bener gak habis pikir.. Mereka memakai jilbab, apakah hanya sebagai kamuflase belaka? Supaya orang percaya, bahwa mereka orang baik-baik, orang soleh, gak mungkin bohong, gak mungkin nipu..

Gimana kalo kejadian ini menimpa orang lain? Kemudian mereka jadi berburuk sangka terhadap setiap perempuan berjilbab?

Tapi lagi, saya sadar. Mereka tentu tidak sepenuhnya salah.
Let's just say, bahwa saya terlalu berprasangka buruk sama orang lain.
Mungkin, ini bentuk teguran Allah buat saya.. Mungkin selama ini sedekah saya kurang.. Mungkin juga saya kurang memperhatikan saudari saya..
Saya yakin, ada hikmah dibalik setiap kejadian.

Dan untuk kejadian yang ini, hikmahnya adalah saya perlu introspeksi diri lagi.

1 comment:

Azwar said...

Assalamualaikum,

wah baca cerita tiger jadi miris jg neh. emang nota bene banyak yg minta2 adalah ibu2 yg memakai jilbab. Dalam islam, perkara meminta-minta sangat dibenci, kalaupun harus meminta, itu mkn tuntutan ekonomi. yg pasti setiap sedekah yg kita berikan tetap hrs ikhlas karen Allah, key :)

Btw, saya lama ga berkunjung kesini & ternyata udah banyak perubahan, salah satunya link blog saya kok ga ada :( padahal di blog saya masih ada lho...

ok, keep blogging

walaikumsalam