Wednesday, December 24, 2008

Mabok Duren

Setiap manusia diciptakan dengan tingkat sensitivitas yang berbeda.

Ada orang yang hyper sensitive, sampe-sampe kita ngerasa ni orang mungkin punya indera ke-enam. Gimana enggak? Kita baru tatap belakang kepalanya aja, dia udah ngerasa, dan akhirnya mau minggir, memberi jalan tanpa perlu diklakson. Hehe.

Tapi, di sisi lain, ada juga tu orang yang derajat sensitivitasnya berada jauh dibawah titik nol. Misalnya : membawa benda berbau tajam seperti duren ke dalam ruangan tertutup dan ber-AC seperti bus jurusan Jogja yang sedang saya naiki sekarang.

B-A-U. Kepala mulai terasa pusing, otak sudah mati-matian berusaha menon-aktifkan saraf penciuman tapi gak berhasil. Bebauan masih saja mampir dan mencolek-colek saraf pengendali emosi. Uuuughh..

Efek samping berikutnya adalah mata mulai berkunang-kunang dan wajah lawan bicara semakin gak jelas (apalagi kalo mulutnya juga mengeluarkan bebauan turunan dari duren).

Perut terasa mual. Pada tahap ini, otak mulai bekerja, mempertanyakan kenapa ada orang yang berpikir bahwa tidak mungkin ada orang yang tidak suka duren. Seolah-olah menyukai duren dan produk turunannya (termasuk baunya) merupakan keharusan bagi setiap orang.

Satu lagi pelajaran penting tentang kehidupan, kawan.. Satu lagi pelajaran penting tentang kehidupan.. Satu lagi pelajaran penting.. Satu lagi pelajaran.. Satu lagi.. (inilah tahap akhir paling mematikan dari virus durentosis baulosis : kesadaran berangsur-angsur menghilang)

Friday, December 19, 2008

There is Something Behind of Everything

Pagi ini saya seperti sedang simulasi ujian kompre. Saya harus menjelaskan kepada seorang sarjana lulusan Sastra Perancis, tentang segalanya yang berhubungan dengan akuntansi. Yeah, I mean, EVERYTHING.. Beliau ini baru dapet amanah mengurusi bagian keuangan sebuah lembaga zakat. Allah, ada apa ini? Bukankah aneh, jika kepengurusan uang diserahkan kepada orang yang belum mengerti tentang keuangan?


Bukankah akan lebih baik jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang memiliki kapabilitas untuk mengurusnya? Kapabilitas bermakna ilmu pengetahuan tentangnya dan pengalaman. Sementara beliau ini, (sorry to say), minim ilmu dan pengalaman.

Astaghfirullah..

Saya bener-bener harus bantu beliau.. Rasanya dzhalim kalo saya lantas 'melepas' begitu saja..

Huff.. Asal beliaunya jangan mulai minta jelasin pake bahasa Perancis aja.. Hehe..

Eh, malah bisa barter ilmu kan ya? Asiiik.. Setelah dapet temen sekamar mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman, sekarang ada yang bisa ditodong buat ngajarin Bahasa Perancis.. Yeah.. Smangka! ^_^


*smoga saya bisa sabar menghadapi beliau.. sesabar saya ketika berhadapan dengan adik les privat akuntansi yang saya ajar yang.... yaaa... benar-benar memerlukan kesabaran ekstra.. hampir tiap kali ngajar saya ngucap berkali2 dalem hati : "ishbir yaa ukhtiiy.." Jangan sampe aja bilang dalem hati gini : "La taghdob walakal jannah!"
Hehe..*

Thursday, December 18, 2008

Ketika Kehilangan

Hampir selalu muncul tanya : "Mengapa?"
Pasti timbul rasa : Berduka.
Atau bahkan air mata : Penyesalan.
Ada juga yang berkata : "Tak percaya.."


Namun, jika memang sudah takdir-Nya..
Apakah pantas seorang gembala menggugat si pemilik kambing yang mengambil kambing-kambingnya kembali?


*Toshi sakit.. Harus 'dioperasi'.. Kondisinya masih kritis.. Cepat sembuh ya Toshi.. Aku kangen lantunan murottal dari 'bibirmu'.. *

Sunday, December 14, 2008

Mati Lampu

Awalnya pasti terasa gelap, pekat..

Tapi sistem tubuh manusia memang tidak dirancang untuk bekerja secara instan..

Perlahan, mata mulai terbiasa dengan gelap, hingga akhirnya tak lagi pekat..



Kawan, satu lagi pelajaran singkat tentang kehidupan..

Kalo malem-malem mati lampu, dan kamu gak tau dimana letak obat nyamuk, racun serangga dan teman-temannya, jangan sekalipun *ulangi* jangan sekalipun *ulangi* jangan sekalipun buka pintu demi memperoleh secercah cahaya..

Karena nyamuk bisa dengan leluasa menerobos masuk ke dalam rumah dan akhirnya membuatmu tak bisa tidur semalaman. Pengalaman mendebarkan yang meninggalkan jejak berupa bentol-bentol di tangan dan kakimu..


*catatan saat diri ini merasa perlu ikut kursus kilat tari saman*