Thursday, January 24, 2008

The Devil Called Love

Oke, saya mau buat pengakuan..

Saya lagi jatuh cinta pada seseorang.

Saya jatuh cinta lagi pada seseorang.

Yang manapun diantara kedua hal itu.

Sama sekali bukan topik menarik untuk dibahas bukan?

Malu rasanya..

Karena ini bukan yang pertama kali, juga mungkin bukan yang terakhir kali.

Toh saya juga manusia biasa.

Saya menghindar saja dari dirinya.

Saya menghindar saja dari dirinya.

Saya menghindar saja dari dirinya.


Saya tidak boleh mengintip dari jendela, memandangi siapa yang kebetulan lewat di depan rumah.

Saya seharusnya tidak membuka pintu ketika tidak ada yang mengetuknya.

Apalagi memanggil seseorang yang berhasil menarik perhatian saya.

Nanti, jika seseorang telah berdiri di depan pintu dan mengetuk pintu itu, barulah saya boleh membukanya.

Nanti…

*hohoho… dibuat di tengah-tengah kekalutan memikirkan tugas kuliah yang makin menumpuk. Kumis kucing! Perasaan kayak gini nih yang membunuh semangat juang! Allah, kenapa setelah sekian lama Kau buat aku ‘mati rasa’, sekarang Kau hadirkan rasa itu lagi?! Aku hanya ingin mencintaiMu. Aku ingin hanya mencintaiMu.*

Wednesday, January 09, 2008

8 Facts About Tigger

Ngehhe.. dapet pe er dari mbak Shinta nih..

1. Each blogger must post these rules
2. Each blogger starts with eight random facts/habits about themselves
3. Bloggers that are tagged need to write on their own blog about their eight things and post these rules. At the end of your blog, you need to choose eight people to get tagged and list their names.
4. Don’t forget to leave them a comment telling them they’ve been tagged and to read ur blog.

8 facts about Tigger

Satuh.
Paling suka hujan. Ya suaranya, baunya, dinginnya, pokoknya all about hujan.. Bahkan sekarangpun, sekedar mengingat hujan, saya jadi senyum-senyum sendiri loh… There’s something about ‘hujan’, yang bikin saya jadi merasa tenang. Saya betah memandangi hujan berjam-jam, mendengarkan suara titik-titik air yang jatuh, daun-daun yang basah, kubangan air di jalan, semuanya deh.. Ketika hujan, sebenarnya Allah sedang menunjukkan kasih sayang-Nya bukan? Kalo kena air hujan, saya merasa sedang dibasuh oleh cinta-Nya.. Huaaa…

Duah.
Suka nyimpen masalah sendiri. Somehow, saya jarang sekali bisa share tentang masalah saya sama orang lain, siapapun itu. Saya mikirnya begini : “Dih, cemen banget sih, masalah begini aja gak bisa nyelesein sendiri.. Gak usah nambah-nambahin masalah orang lain deh! Solve your problem on your own! You know you can do it!” Yang bikin saya kadang jadi ngerasa individualis. Salah gak ya?

Tigah.
Takut sama kecoa. Kayaknya semua perempuan didunia ini juga begituh.. Apalagi yang suka terbang-terbang tuh.. Hii.. takut tiba-tiba ntar kecoanya nemplok di muka.. Kyaaa… Dasar kecoa gak punya aturan, gak tau adat, melanggar peri kemanusiaan, kecoa biadab bermuka dua! (lhoh?)

Empath.
Suka makanan pedes. Apa aja yang pedes, tancap! Palagi kalo makan pempek sama cuko-nya yang banyaaak, sampe diminum.. Hihi.. dulu waktu esde, pernah tuh saking kepedesannya abis minum cuko pempek, saya minum air putih trus gelasnya sampe retak gara-gara saya gigit!

Limah.
Pernah dipanggil buat seleksi kuis who wants to be a millionaire.. Waktu itu saya baru aja di drop out dari STAN. Sampe diwawancara juga loh.. Tapi gak lolos seleksi euy.. Yaaah, gak jadi nongol di tipi deh.. Plus gak jadi jutawan mendadak.. (berhubung saya masih sok yakin bisa njawab soal-soalnya, sampe titik aman kedua deh) Tapi kuisnya sekarang udah gak ada ya?

Enamh.
Waktu esempe sering digangguin makhluk halus. Hmm, a bit scary sih.. Soalnya dulu saya sering ngerasa ‘ketindihan’, sering juga ngerasa mendengar ‘suara-suara’, bangun tidur sering lebam di tangan dan kaki, sering sesak napas pas tidur, sering kebangun malem-malem dengan kaget seolah ada seseorang yang sengaja membangunkan saya dengan membuat kegaduhan tertentu misalnya suara piring dipukul atau sendok jatuh, yang paling mengerikan adalah saya pernah ngerasa dibisiki oleh sesuatu yang seingat saya berwujud anjing, anjing itu duduk di sebelah tempat tidur saya dengan moncong tepat di telinga saya dan dia berbicara tentang sesuatu, tapi saya gak inget apa yang dia omongin… Yang ini jadi yang paling mengerikan soalnya inilah yang paling teringat dan paling terasa nyata.. Padahal sebelum tidur udah baca doa, ayat kursi, segala macem lah.. Hwaduh, masa esempe tuh bener-bener masa horor buat saya.. Alhamdulillah sekarang udah gak pernah lagi. Tapi saya suka trauma juga sih kalo pulang ke Palembang, kan berarti saya harus tidur di kamar itu lagi…

Tujuh.
Waktu melahirkan saya, Ibu dianter ke rumah sakit naik becak sama pakde di Kebumen.. Soalnya waktu itu Bapak masih di-sekolah-kan sama perusahaannya di Curug, Tangerang. Jadinya untuk sementara Ibu ngungsi ke Kebumen, daripada di Palembang gak ada yang jagain…

Delapanh.
Jarang, bahkan hampir gak pernah jerawatan. Menurut Ibu, diantara ketiga anaknya, sayalah yang paling doyan makan sayur sama buah sejak kecil, makanya kulit wajah saya (cenderung) mulus.. hehehe… Alhamdulillah dong.. Tapi jeleknya, saya jugalah yang nafsu makannya paling oke, impian ibu-ibu deh.. Jadinya ndut.. huihihi…

Sip, pe er selesai! Korban berikutnya, mbak Nana, mas Prima juga deh, akh Wahid, mbak Dewi, pak Rudi, Aang, Sa’ban, sama Qiu-Qiu!

O iya, jangan heran kalo beberapa nama disitu gak ada di daftar Tigger’s Friends, soalnya beberapa merupakan contacts di Multiply saya.. Blog saya yang di Blogspot dan di Multiply terintegrasi, jadi postingnya sama aja, dan langsung disiknronkan secara otomatis.. Gitu…

Monday, January 07, 2008

Mengapa ekonom tidak kaya

Mengapa ekonom tidak kaya? Sebagian memang ada yang kaya. Sampai dengan kematiannya, Taikichiro Mori, seorang profesor bidang ekonomi, diberitakan sebagai orang terkaya di dunia. Beberapa ekonom memperoleh penghasilan sekitar 25.000 USD setiap kali memberikan kuliah. Ada juga yang memperoleh ribuan dolar per hari sebagai konsultan.

Ekonom ada yang dipilih menjadi anggota kabinet dan menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Pertahanan, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Keuangan. Ilmu Ekonomi adalah satu-satunya ilmu sosial yang mendapatkan penghargaan Nobel. Ulasan oleh ekonom dimuat di media massa setiap hari.

Seorang kolumnis New York Times menulis bahwa pengusaha mempekerjakan ekonom dalam jumlah besar dan membayar biaya konsultasi yang besar bagi ekonom, karena pengusaha percaya bahwa bola kristalnya ekonom – meskipun sudah retak – masih tetap lebih baik daripada tidak menyewa mereka sama sekali.

Meskipun media massa banyak memuat tulisan atau pendapat ekonom, orang tertentu tidak menyukainya. Ahli ilmu sosial yang lain tidak menyukai ekonom karena keterkenalannya melalui hadiah Nobel dan akses yang kuat pada kekuasaan. Salah satu artikel dalam The Economist, sebuah berita mingguan terkenal dari London, menyatakan bahwa pendapat ekonom sudah sangat mempengaruhi kebijakan sampai pada tingkat yang dapat menyebabkan ilmu sosial lain menjadi diabaikan.

Meskipun mendapat kritikan, ekonom unggul karena model-modelnya biasanya lebih dapat menjelaskan dunia yang rumit ini dibandingkan pendekatan lain. Tidak semua ekonom kaya, karena kekayaan individu memang bukan tujuan dari ilmu ini. Dalam pengertian yang sama, tidak semua dokter dalam keadaan sehat; tidak semua tukang kayu tinggal dirumah yang bagus; tidak semua konsultan pernikahan mempunyai pernikahan yang bahagia; dan tidak semua psikolog anak mempunyai anak yang terbina dengan baik.

Meskipun demikian, bagi yang mempelajari ilmu ekonomi akan memperoleh imbalan.

Sumber : William A. McEachern, Ekonomi Makro : Pendekatan Kontemporer (Jakarta : Salemba Empat, 2000)

Keren ya? Well, saya sempet tercengang juga begitu sadar kalo ternyata belajar ekonomi tuh menyenangkan. Semakin diulang, semakin sayang… Hehe.. Apalagi kalo buku teksnya banyak menghadirkan studi kasus dari dunia nyata, gak melulu teori. Buku-buku yang saya suka sejauh ini kebanyakan memang berasal dari luar negeri – seperti Ekonomi Internasional-nya Salvatore atau Manajemen-nya Robbins-Coulter atau Mikro Ekonomi-nya Samuelson-Nordhaus –, baik yang masih dalam bahasa aslinya atau sudah diterjemahkan. Mantap abis!

Kalo ekonom dalem negeri? Hmm, nampaknya kebanyakan dari mereka lebih sibuk ngurusin perekonomian diri sendiri. Whooopss.. Sorry to say, but that’s the truth. Atau ada juga yang sibuk mengabdikan diri jadi ‘pembantu’ pemerintah, ngurusin perekonomian dalam negeri yang kacau. Gak bisa nyalahin juga sih. Tapi mbok ya o kita-kita yang masih pada belajar ini dipikirin juga.. Mbok ya o kita-kita nih dibuatin buku yang gak membosankan, yang isinya gak cuma teori yang bikin bosen, tapi juga peristiwa ekonomi yang nyata. Gak heran kan, kalo kebanyakan mahasiswa ekonomi buku rujukannya karangan ekonom luar negeri, dengan studi kasus dari luar negeri, jadi punya point of view ala luar negeri, trus ntar pas udah lulus jadi bablas mengabdi di luar negeri – atau untuk luar negeri – juga…

Tanya kenapa???

Friday, January 04, 2008

Asa Itu Selalu Ada

Percakapan ini saya lakukan via sms tadi malam dengan seorang sahabat saya. Saya biasa memanggilnya dengan nama Nyo. Nyo adalah seorang sahabat saya sewaktu kuliah di STAN dulu. Sekarang Nyo penempatan di instansi BPK, tapi belum tau nanti bakal dikirim ke daerah mana, dan sekarang masih magang di Jakarta.

Saya : “Assalamu’alaikum, Nyo.. Lagi males belajar niey.. Besok ujian komputer
sama manajemen.. Agendamu besok apa aja, Nyo?”

Nyo : “’alaikumsalam. Mie, bantuin aku mikir aja.. Kok ada ya, pembantu yang lebih
kaya dari majikannya? Padahal nih babu kerjanya gak bagus-bagus amat. Yah, si
babu ini suka memanipulasi uang majikannya. Kurang ajar gak sih? Ni babu
dosanya pasti bertumpuk-tumpuk.. Naudzubillah.. Dan aku terperangkap dalam
status babu itu. PNS..”

Saya : “Nyo ngerasa pernah memanipulasi uang yang bukan haknya Nyo gak? Mau jadi
babu atau PNS, dua-duanya harus dijalani dengan jujur. Gak semua babu kayak
gitu.. Sama halnya dengan PNS.. Asal Nyo yakin uang yang Nyo dapet bukan
hasil manipulasi apalagi korupsi, ya jalan terus aja.. Mau kanan-kiri Nyo kipas -
kipas pake uang haram setebel kamus sekalipun, jangan ngiler Nyo.. Biar
gimanapun, angin yang mereka dapet bukan angin surga, tapi hawa neraka..”

Nyo : “Do’ain aku ya, Mie.. Aku hampir keseleo, uang-uang gak jelas berseliweran
dimana-mana. Semoga aku gak jadi ‘babu’ yang kurang ajar sama majikanku..
masyarakat tercinta.. Hidup untuk melayani mereka sampai mereka lebih kaya
dari babunya ini. Suatu saat.. Mereka makan teratur, sekolah, dapet hak
pengobatan dan semua fasilitas manusiawi lainnya, yang pada akhirnya
melahirkan manusia-manusia bermental surga.”

Saya : “Kamu gak sendirian, Nyo. Gak akan pernah sendirian. Di depan, belakang,
kanan dan kirimu, berjejer rapi pasukan yang memperjuangkan cita-cita yang
sama. Nyo, aku, mereka, kita semua, sudah jadi satu. Sebagai ‘prajurit’ yang
berada di dekatmu, aku selalu siap sedia menepuk bahumu, menjewer telingamu,
atau bahkan menendangmu kalo Nyo udah mulai kelewatan! Semangat Nyo!”

Percakapan selesai. Meninggalkan jejak di hati dan pikiran saya. Sebagai penanda, bahwa perjuangan masih terus berlanjut. Asa itu selalu ada…

*habis itu, saya langsung semangat lagi melototin slide powerpoint kuliah manajemen*