Apa yang terbayang pada benak Anda mengenai pekerjaan ibu rumah tangga? Sebuah pekerjaan monoton yang tiada habisnya, tidak mendapatkan status sosial yang jelas, tidak diberi imbalan materi, bahkan tunjangan para istri dari deretan gaji para suami sungguh tidak seberapa. Lalu, apa yang bisa diharapkan dari pekerjaan-pekerjaan rumah tangga?
Seorang Ummu Abdullah, berputra enam. Beliau senantiasa memulai pekerjaan rumah tangganya sejak pukul dua dinihari, sehingga pekerjaan rumah seperti mencuci, menyetrika, membersihkan rumah, mempel, menyiapkan keperluan anak-anak sekolah, hingga memasak, telah selesai sejak shubuh menjelang. Bahkan, beliau senantiasa shalat malam dan selalu sempat membangunkan putri sulungnya untuk shalat malam dengan makanan yang telah masak. Praktis, beliau selalu tidur hanya 4-5 jam sehari.
Pada siang hari, beliau tidak sedikitpun berhenti mengerjakan amaliyah. Dengan jumlah sembilan majelis taklim di bawah beliau maka praktis beliau setiap hari dua kali mengisi kajian. Masya Allah..
Lelahkah Ummu Abdullah dengan pekerjaan-pekerjaan itu? Ia berkata : "Sesungguhnya pekerjaan-pekerjaan rumah tangga kita adalah upaya untuk mencari eksistensi diri kita di hadapan Allah, bukan di hadapan siapa-siapa, bukan suami, bukan anak-anak, bukan orang lain. Maka ia akan setara dengan jihad fisabilillah."
Subhanallah. Betapa ketika seluruh muara amal kita adalah untuk-Nya, pekerjaan apa pun menjadi besar, walau secara pandang mata dunia tampak kecil, seperti pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.
Berebut amal. Berapa kalikah kita belajar tentang banyaknya pahala amal shalih? Bagaimanakah selama ini kita mempelajari arti amal shalih? Sudahkah kita mengambil kesempatan untuk memperebutkannya?
Maka dengarlah nasihat Ummu Abdullah pada putranya :
Suatu kali, Abdullah selesai makan, berbarengan dengan adik-adiknya. Seperti biasa, kemudian mereka mencuci piring masing-masing. Tetapi, ternyata ada salah satu dari adik Abdullah yang tidak mencuci piring kotor bekas makannya. Maka, saat itu, Ummu Abdullah berkata : "Kakak, tolong cuci piring ini. Ummi masih ngepel."
"Tapi piring kotor itu bukan bekas makanku, Ummi," jawab Abdullah.
Maka sang Ummi berkata, "Dengarlah, Nak, sesungguhnya amal adalah sesuatu yang harus diperebutkan. Semakin banyak kita mengerjakan amal maka yakinlah bahwa kita akan lebih dimudahkan oleh-Nya...."
*diambil dari buku karya Izzatul Jannah, dkk berjudul Bukan di Negeri Dongeng, Kisah Nyata Para Pejuang Keadilan.
buat saya, cerita ini menjadi pengingat dan pengobar semangat..
3 comments:
Subhanallah.. hmm. jadi bikin ana semangat ya Ukh.. mudah-mudahan ana jadi bisa lebih pinter bagi waktu lagi..
Salam kenal dan salam Ukhuwah yah Ukh.. ana boleh jalin blog anti do blog ana?
mupeng.. :D **kaburr**
*mata saya berkaca-kaca*
Post a Comment