Monday, June 23, 2008

"Dia juga gak pacaran..."

Itu kata Bapak kemarin, sewaktu mendefinisikan seorang ikhwan yang dianggapnya cocok buat jadi suami saya.

Saya jawab : "Hanya itu?"

Bapak : "Dia juga beda sama anak buah bapak yang lain. Anak ini... Ya, pokoknya lain.. " (tersirat lah, klo Bapak udah terlanjur 'kepincut' sama bawahannya yang ini.)

Saya : "Tapi dia belum liat aku kan.. Belum tentu mau.."

Bapak : "Ya makanya, kamu pulang sekali-sekali. Biar nanti Bapak ketemuin sama si X."

Saya mikir lamaaaaaa bangeeeeett.. Takut euy..

Bapak : "Bapak cuma pengen liat kamu bahagia. Gak hidup susah. Bapak berusaha nyariin laki-laki yang bagus agamanya, yang mapan pekerjaannya. Supaya kamu ada yang menjamin kehidupannya nanti."

Saya diem aja. Gimana ini?

Masalahnya, duluuu sekali, waktu saya masih kuliah di STAN, bahkan Bapak sudah pernah menyinggung-nyinggung si ikhwan ini. Saya diberi nomer hapenya, dan si ikhwan itu diberi nomer hape saya. Lantas dia kirim sms, bertanya sedikit. Dan dari pertanyaan yang sedikit itu, saya simpulkan bahwa ada sedikit perbedaan pemikiran antara kita berdua. Walaupun tidak menutup kemungkinan adanya kekeliruan dalam kesimpulan yang saya ambil itu.

Tapi nampaknya, ikhwan itu juga sadar akan adanya perbedaan pemikiran itu. Dan lantas ia 'mundur'. Ya, walaupun sebenarnya belum bisa dibilang udah 'maju' juga sih.. Tapi ia menghilang dan gak pernah kirim sms lagi. Waktu itu saya langsung bisa bernapas lega. Pfhiiuuhh...

Saya pernah konsultasi sama murobbiyah saya tentang hal ini. Dan beliau berkata :
"Sebenarnya tidak ada masalah, jika memang semua hal masih bisa dibicarakan. Akan tetapi, tolong dipertimbangkan juga, apakah mungkin dalam satu kendaraan ada dua orang yang walaupun memiliki tujuan yang sama, tapi hendak menempuh jalan yang berbeda dan dengan cara yang terkadang berbeda pula?"

Dan kemarin, tiba-tiba saja Bapak mengungkit masalah itu lagi.
What should i do?

17 comments:

apung said...

jadi.. dalam waktu dekat km direncanakan menikah mi?
-----
sahabatku (anak salaf) direncanakan akan menikahi seorang akhwat (anak tarbiyah) tahun depan

"Sebenarnya tidak ada masalah, jika memang semua hal masih bisa dibicarakan. Akan tetapi, tolong dipertimbangkan juga, apakah mungkin dalam satu kendaraan ada dua orang yang walaupun memiliki tujuan yang sama, tapi hendak menempuh jalan yang berbeda dan dengan cara yang terkadang berbeda pula?"

Yang kita bicarakan saat ini adalah dua insan manusia. Setiap manusia pasti mempunyai pemikiran yang berbeda, cara pandang yang berbeda, karena mempunyai otak yang berbeda.

Jawabannya ada didalam hatimu sekarang. Bicaralah dengan hatimu.. dalam ketenangan


apung
-----

Ummi, apakah Rasul mengajarkan kita untuk mengkotak-kotakan dan membedakan ummat satu dan lainnya?

Emaknya Hikari said...

nah justru itu dia mas apung...
saya sih gak mau bersikap mengkotak2an manusia kayak gitu..
itu kan pertimbangan dari murobbi.

sekarang ini, dibilang siap nikah ya iya, tapi enggak juga iya.
klo ikhwan yang ini kan belum menta'aruf saya. baru AKAN dikenalkan, itupun belum.

yaa, liat entar aja lah..
siapa yang berani 'maju' duluan.
hehe..

Anonymous said...

postingan saya dari majalah nikah

kisah nyata

http://kaspo.wordpress.com/2008/03/25/akhi-jalan-kebenaran-hanya-satu%e2%80%a6/#more-39

Anonymous said...

dan dua kali saya mencoba mengejar mimpi layaknya kisah ini

http://kaspo.wordpress.com/2007/12/18/aku-datang-maisya%e2%80%a6/

namun qadarullah semuanya kandas
memang tak semuanya harus seindah kisah maisya...

Anonymous said...

Sholat istikharah aj ukhti daripada ragu2 tak menentu

Anonymous said...

Eh blog nya dah lama saya link. Tukeran link ya! Ok, ttap .... seMANGKA! eh semangat^_^

Anonymous said...

Oo.. yang dulu itu ya jeng

kalo emang jodoh semoga dimudahkan
dan semoga barokah

n_n

Anonymous said...

pernah tau ada suami istri, sang suami suka sayur yang rasanya asin, sedangkan si istri lebih suka sayur yang berasa manis, tapi mereka hidup selaras aja tuh selama ini.

:gak semudah itu ya, hehe:

karena yang dihadapi adalah kenyataan, adalah masa depan, adalah selamanya.

Anonymous said...

Suatu saat kita jg akan menjadi ortu dan menginginkan yg terbaik buat anaknya.

Benar kata ukh qanaahsholihah, sebaiknya memperbanyak istikharah dan sholat lail agar dipermudah mencari jawaban. Dijauhkan atau didekatkan jodohnya oleh Allah.

Tapi tetap ukhti sendiri yang tau jawabannya.

Anonymous said...

kmaren aku posting ttg pacaran, monggo mampir..
semoga berguna..

wassalam.

Anonymous said...

Keep semangka!!!
heuheu...kalo jodoh gak kemana yaks. Lagian jodoh kan gak bakal dituker tuker. ^ ^

LAPAK NADHILA said...

he..he..emang dah sunatullah kali ye, klo bicarain masalah perjodohan ramai kayak gini, he..he..kagak di majelis taklim doang..di blogpun jugah..

nyang jelas mbakyu, berusahalah untuk menjadi manusia nyang selalu memperbaiki diri, insyaAlloh jodoh akan mendapatkan nyang terbaik fulah..

LAPAK NADHILA said...

he..he..emang dah sunatullah kali ye, klo bicarain masalah perjodohan ramai kayak gini, he..he..kagak di majelis taklim doang..di blogpun jugah..

nyang jelas mbakyu, berusahalah untuk menjadi manusia nyang selalu memperbaiki diri, insyaAlloh jodoh akan mendapatkan nyang terbaik fulah..

Anonymous said...

hmmm... unik..

Anonymous said...

Sepakat sama Ukhti QonaahSalihah.
Mending shalat istikharah aja dulu. Perkuat niat untuk nikah.

Semoga Anda mendapatkan jodoh yang terbaik buat Anda dan Agama.

Barakallahufik.

Anonymous said...

sederhananya

(oke kita belajar Kimia)
pernikahan (semestinya) seperti garam dapur, terkreasi dari dua unsur yang berbeda sifat
- Natrium (Na),logam yg reaktif
- Clorida (Cl), gas yg beracun

eh pas berpadu jadi asin rasanya... kehilangan sifat asli mereka yg negatif :)
mereka berpadu menjadi senyawa (satu-nyawa) yg sangat berguna bagi kesehatan maka makanlah garam ber-iodium

Anonymous said...

anonymos is kacrut no 3

kacrut no 3 is tukang komen blog orang

tapi beneran kok pernikahan kayak garam dapur... moso ga percaya?!