Seperti saat ini. Sudah hampir 1 tahun saya belajar disini, sekarang saya sudah mulai bosan. Penyakit lama kambuh lagi. Mulai stress. Setiap kali mau berangkat, saya pasti langsung sakit perut. Saya pikir, rasa sakit perut itu adalah efek psikologis semata.. Sebagai imbas dari tekanan yang mengharuskan saya untuk kembali terjebak dalam sebuah rutinitas. Saya mulai jenuh.
Akhirnya, rasa sakit perut itupun menjadi alasan untuk tidak datang. Dianggap bolos, tidak juga. Dianggap sakit, tidak juga. Lantas apa? Pertanyaan ini yang membuat saya bingung.. Termasuk pada saat saya 'ditodong' untuk memberikan penjelasan mengenai absensi saya sewaktu kuliah di STAN. Hmm.. apakah saya berbohong dengan menyatakan bahwa saya sakit?
Anyway, itu bukan hal yang ingin saya bahas disini.
Berbekal pengetahuan atas sifat dan kecenderungan diri sendiri itulah, saya mulai mencari alternatif. Apakah bekerja semi-kantoran? Atau bekerja dengan membuat usaha sendiri? Atau tidak usah bekerja sama sekali?
Pilihan No.1. Bekerja Semi-Kantoran
Yang saya maksud disini adalah saya tetap bekerja pada sebuah perusahaan. Tapi pekerjaan itu tidak mengharuskan saya untuk datang ke kantor setiap hari. Jadi, saya bisa menyelesaikan tugas-tugas saya di rumah. Datang ke kantor sekali-sekali saja kalau benar-benar diperlukan. Pekerjaan kayak gini emang ada kan? Tapi biasanya pekerjaan begini menuntut keahlian (skill) yang tinggi pada bidang tertentu kan? Buat saya yang belum punya pengalaman, kayaknya sulit deh..
Pilihan No.2. Buat usaha sendiri.
Kedengarannya menantang ya? Saya kemudian mencoba menginventarisasi hal-hal yang dibutuhkan untuk menjalani pilihan ini. Modal berupa uang. Keuletan. Kesabaran. Kreativitas. Daya saing. Hmm.. apa lagi ya? Dan dari kesemuanya itu, saya langsung bisa mendengar suara orang-orang yang mentertawakan saya...
Pilihan No.3. Tidak bekerja sama sekali.
Saya bisa mati kebosanan seharian ada dirumah dan tidak melakukan apa-apa. Saya kira kalimat itu sudah cukup menjelaskan betapa pilihan ini sangat tidak mungkin sekali saya ambil. Saya bahkan tidak mengerti, bagaimana caranya pikiran kayak gini bisa menyusup ke dalam otak saya??? Saya tidak bisa selamanya menggantungkan diri pada orang lain. Entah pada orangtua, atau pada suami (kalaupun seandainya saya nanti akan menikah..). However, secara finansial, saya memang gak bisa menggantungkan diri pada siapapun.. Intinya.. I have to make my own money..
Wait.. wait.. Saya ini kenapa sih?!
After all, saya cuma seorang saya. Rasanya, semua hal ini lebih baik hanya menjadi mimpi manis yang bintang utamanya adalah saya (BUKAN dewi persik..). But you know what? I've learn something dari acara tv yang judulnya Kampus Extravaganza :
"Kamu tau apa yang harus kamu lakukan untuk mewujudkan mimpi?"
"Hmm.. apa?"
"Cuma 1 hal. Kamu harus BANGUN!!!"
Hhh.. secara tiba-tiba saya merasa sangat bersalah karena telah berkali-kali menguap di pelajaran Perpajakan hari ini.
-sebuah pemikiran pengusir kantuk
di tengah (menjelang akhir) pelajaran
Perpajakan hari ini-
1 comment:
saya juga orangnya bosenan mi. bosennnn bgt. tau sendiri kan!
tapi kita kan idup dalem sistem. bukan sistem yang musti ikutin kita, tapi kita yang adaptasi sama sistem.
bosen musti dilawan dong...
setiap hari pasti ada hal baru. stiap hari bisa menyenangkan...! tergantung angle kita ngliat.
ocre sai!
Post a Comment